
Pagi itu hari selasa bertepatan dengan liburan sekolah anak saya, kami berencana mengisi liburan dengan kegiatan alam. Salah satu destinasinya adalah Kelurahan Karang Joang. Sengaja kami berangkat dari Samarinda pada malam hari dan menginap di rumah saudara yang ada di Balikpapan, agar pada pagi harinya kami bisa menuju Kelurahan Karang Joang Balikpapan yang terkenal dengan perkebunan belimbing madunya.
Pukul 06.00 WITA kami berangkat dari Balikpapan kota, tempat tinggal saudara saya. 18 km jarak yang akan kami tempuh dengan melewati jalan poros Balikpapan – Samarinda, kurang lebih 30 menit waktu untuk sampai di Kelurahan Karang Joang menggunakan kendaraan roda empat dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam. Saat itu suasananya sejuk dan cerah dengan terik matahari pagi. Karena beberapa hari kota Samarinda dan Kota Balikpapan rajin diguyur hujan.
Sampailah kami di KM 15, di sisi kanan jalan terdapat gapura besar bertuliskan Jl. Giri Rejo, resmi sudah kami berada di Kelurahan Karang Joang. Tempat yang pertama kali kami tuju adalah jembatan “Bima Kreasi”. Jembatan yang cukup membuat saya penasaran dengan pemandangannya yang sering diposting di media sosial oleh para pengunjung. Peserta rombongan keluarga kami adalah saya, suami dan 3 anak saya yang berusia 7 tahun, 3 tahun dan 2 bulan. Kendaraan kami parkir di halaman puskesmas pembantu Kelurahan Karang Joang RT 26, kami memutuskan berjalan kaki untuk menikmati pemandangan di jembatan Bima Kreasi, sekitar 500 meter jarak yang kami tempuh, dengan jalan setapak dan pohon pohon rindang di kanan jalan, sebelah kiri jalan terdapat rumah-rumah sederhana yang dimanfaatkan warga setempat untuk dibuat warung makan atau toko yang menjual kebutuhan sehari hari, jadi kami tidak khawatir kehausan atau kelaparan ketika berkunjung ke jembatan yang dibangun di atas Waduk Manggar ini. Kadang kami juga berbagi jalan dengan pengendara motor atau para pejalan kaki sesama pengunjung dan saling bertegur sapa.

Sesampainya di jembatan yang dulunya dikenal dengan nama “Jembatan Panjang DAS Manggar” kami cukup tertegun dengan pemandangan yang tersaji di hadapan kami. Jembatan yang terbuat dari kayu ulin khas Kalimantan, dengan air sungai yang bersih tanpa sampah plastik dan pohon rindang di seberang sungai melengkapi panorama indah saat itu. Tidak sedikit orang yang berkunjung kala itu, sekedar berjalan menyisiri jembatan kayu atau hanya berfoto.

Sungguh kami menikmati suasana itu, matahari yang hangat dan pemandangan hijau yang teduh. Sungai bersih tanpa limbah ditandai dengan banyaknya serangga air yang hidup di sana, salah satunya anggang-anggang, di jembatan ini tak jarang kami temui juga bekicot yang menempel, ini adalah hal baru untuk anak-anak saya.


Tempat berikut yang akan kami kunjungi adalah perkebunan belimbing yang terdapat di RT 30, sekitar 2,5 km dari jembatan Bima Kreasi. Nampak pohon belimbing berjejer rapi di setiap halaman rumah warga. Sesampainya di RT 30 kami disambut oleh Pak Bambang, lelaki paruh baya yang sudah puluhan tahun berkebun belimbing madu. Dengan ramah kami diajak ke rumah beliau, bertukar cerita sambil menikmati belimbing madu yang disajikan oleh Bu Yanti istri Pak Bambang. Saya adalah penikmat buah dan sayur, terlebih untuk dinikmati dalam bentuk jus. Ketika saya memakan 1 iris belimbing madu adalah buah ini berwarna kuning matang khas belimbing namun teksturnya renyah, rasanya manis segar. Buah yang tak kenal musim ini mengalihkan perhatian saya dari obrolan santai dengan Pak Bambang sekeluarga menjadi keingintahuan mengenai budidaya belimbing madu.
Beliau bercerita awal mula menanam belimbing madu dengan hanya 3 pohon yang ditanam di halaman depan rumah. Seiring berjalannya waktu, para warga sekitar tertarik untuk mengikuti jejak Pak Bambang yaitu menanam pohon belimbing madu yang bibitnya didapatkan dari sistem stek pohon belimbing yang ada. Dari tahun ke tahun warga di Kelurahan Karang Joang semakin banyak yang tertarik untuk ikut menanam pohon belimbing madu di halaman rumah mereka. Alasannya, selain mudah perawatannya, belimbing madu juga memiliki harga jual yang tinggi. Namun begitu kegiatan menanam pohon belimbing madu masih merupakan pekerjaan sampingan bagi warga Kelurahan Karang Joang terutama di RT 29 dan RT 30, sehingga produksi pohon belimbing madu menjadi kurang maksimal.
Hal ini yang menarik perhatian Astra yang kemudian memberikan bibit pohon belimbing madu secara gratis sebanyak 100 pokok (pokok adalah sebutan untuk tumbuhan berkayu) dengan syarat membuat kelompok tani di Kelurahan Karang Joang. Sudah berjalan 4 tahun Kelurahan Karang Joang menjadi kampung binaan Astra, untuk belimbing madu cukup membutuhkan waktu 1 tahun dari pokok hingga berbunga dan 2 bulan kemudian belimbing madu siap dipanen. Pada tahun 2018, Astra memberikan bantuan bibit kembali sebanyak 500 pokok yang kemudian disebar di lima RT yaitu RT 25, RT 26, RT 28, RT 29 dan RT 30. Hal inilah yang membuat belimbing madu menjadi indentitas wilayah bagi Kelurahan Karang Joang.
Kemudian kami diajak ke perkebunan milik beliau, terdapat belasan pohon belimbing madu yang terletak di belakang rumah dan kurang lebih seratus pohon belimbing madu yang terletak agak jauh dari rumah beliau. Nampak pohon belimbing madu yang sudah mulai berbunga dan berbuah kecil berwarna hijau, rupanya beliau sudah memanen dan menjual belimbing madu yang sudah matang. Ada beberapa pohon yang berbuah kuning sengaja disisakan untuk dikonsumsi sendiri.
Kami kembali ke kediaman Pak Bambang, beliau bercerita bahwa budidaya belimbing madu tidaklah sulit, tiga ons pupuk per pohon setiap bulannya sudah cukup untuk membuat pohon belimbing madu rajin berbuah lebat. Namun satu hal yang harus diperhatikan adalah serangan lalat buah yang juga tertarik untuk mencicipi buah manis dan segar ini namun merusak belimbing madu yang siap panen menjadi tak layak jual.
Namun Pak Bambang memahami bahwa terdapatnya lalat buah adalah indikator alami bahwa buah tersebut manis alami dan tanpa pestisida atau bahan berbahaya pembunuh hama lainnya, mereka mengatasinya dengan membungkus satu persatu buah belimbing madu dengan plastik bening. Jika buah sudah dipanen, plastik bening ini dicuci kemudian dijemur agar tidak lembab dan siap dipakai kembali, hal ini untuk menghemat biaya pembelian plastik dan menghindari sampah plastik yang berlebih.

Panen buah belimbing madu yang tidak kenal musim membuat buah ini tidak pernah merasakan panen raya, selain para pembeli yang memilih langsung datang ke Kelurahan Karang Joang walau hanya untuk membeli 1 kg buah belimbing madu setiap harinya, kendala lain adalah kurangnya kuantitas buah belimbing madu yang siap panen. Bahkan ada pembeli yang memesan hingga 10 kg belimbing madu sebelum panen tiba. Hal ini memudahkan para petani yang tidak harus ke pasar untuk menjual hasil panen mereka. Selain itu, para pembeli mendapatkan kualitas buah yang segar karena langsung dipetik dari pohon. Tak jarang pula para pembeli sengaja membawa anak-anak mereka untuk sekedar memetik sendiri buah belimbing madu ini. Seperti yang saya lakukan sekarang, membawa serta anak-anak untuk mengisi liburan dengan berkunjung ke Kelurahan Karang Joang guna menambah wawasan mereka.

Wajar saja Astra menetapkan Kelurahan Karang Joang sebagai salah satu KBA atau Kampung Berseri Astra yang ada di Indonesia. Kampung ini memiliki banyak potensi beragam yang bisa diangkat menjadi sebuah inspirasi bagi kampung lain untuk lebih kreatif dan produktif. Kelurahan Karang Joang yang memiliki jembatan hanya sebagai penghubung antara posyandu RT 25 dan RT 26 yang kemudian dihias dan dijaga kebersihannya membuat jembatan ini memiliki potensi wisata baru bagi warga Balikpapan dan sekitar, budidaya buah belimbing madu menambah kekuatan Kelurahan Karang Joang untuk menjadi kampung dengan potensi wisata yang menarik bagi para pengunjung. Hal ini yang memberikan ide bagi warga Kelurahan Karang Joang untuk memberi nama jembatan menjadi Bima Kreasi yang merupakan kepanjangan dari Belimbing Madu Kreasi sehingga menjadi ikon wisata bagi Kelurahan Karang Joang.
Sungguh ini pengalaman berharga bagi saya dan keluarga. Merasakan berbagai pengalaman baru di Kelurahan Karang Joang.
Terima kasih Astra yang telah mempertemukan kami, saya dan Kampung Berseri Astra Kelurahan Karang Joang Balikpapan. Semoga kelak saya dan keluarga bisa mengunjungi KBA lainnya dengan potensi yang lebih beragam dan tersebar di seluruh Indonesia.
Terima kasih Bapak Bambang dan Ibu Yanti atas keramahtamahan serta tambahan wawasannya bagi kami mengenai belimbing madu.
